Mengisi Pikiran
Kalangan Sendiri

Mengisi Pikiran

daniel.tanamal Official Writer
      7714

Yohanes 20:19
Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"


Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 97 ; Lukas 9 ; Yosua 5-6

Dalam bukunya The Inner Game of Tennis, sang penulis Timothy Gallwey menceritakan mengenai pengalamannya dimana dirinya yakin dapat mengajar siapa saja untuk bermain tenis hanya dalam waktu 30 menit. Tantangan pun datang dari sebuah stasiun televisi yang datang bersama seorang ibu berusia sekitar 50-an, yang seumur hidupnya tidak pernah memegang raket tenis.
Timothy menerima tantangan itu dengan senang hati. Dirinya lalu mengajarkan sang Ibu mengenai cara bermain tenis namun dengan cara yang komunikatif. Timothy terus mengajaknya berbicara, memberi dorongan dan semangat. Bola pertama hingga keenam, taka da yang mampu dipukul sang ibu. Namun, pada bola ketujuh, ibu itu langsung memberikan reaksi, ia memukul bola itu tepat di tengah raketnya dengan sempurna. Selama sekitar 30 menit ibu itu melakukan latihan forehand, backhand, serving, volleying, dan sebagainya. Akhirnya dalam 30 menit, si ibu dapat belajar tenis, bahkan tidak ingin berhenti.
Dalam kesaksian ini Timothy ingin memberikan gambaran bagaimana agar seseorang melakukan tindakan mulai dari dalam pikirannya. Pikiran kita sangat memengaruhi tindakan kita dan hasilnya. Itulah sebabnya ketika kita hendak memulai sesuatu, maka hal pertama yang harus kita perhatikan adalah pikiran kita. Meresapi semua hal yang baik dan memfokuskan diri pada hal yang membangun, itulah yang diharapkan dari kita. Meresapi hal-hal buruk yang diperkirakan akan terjadi, akan membuat diri kita kehilangan semangat.
Oleh sebab itu, kita harus mengisi pikiran kita dengan hal-hal yang positif. Rasul Paulus menasihati agar semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, itulah yang harus kita pikirkan. Dengan selalu memikirkan hal-hal yang demikian, maka setiap perasaan takut, ragu-ragu, tekanan yang ada dalam pikiran kita akan segera tersingkirkan. Hal tersebut tidak akan menguasai diri kita lagi, kemudian itu akan memberikan dampak yang berbeda di dalam hidup kita.


Ikuti Kami